Etude House Mask : Fig

Sabtu, November 14, 2015 Farisa Pratiwi 4 Comments

Well, i was trying some masker on. And, it can be taught that was the second of the best mask that I ever try. Sometimes, when i don't go to skin care, i just cleaning my face in dorm. First thing i'd do is washing my face with a facial wash from my skin care, and the second thing is, be brave guys..... removing black heads on my face. For anyone who never have an experience of getting rid of black heads, I have a warning for you all. The pain is real guys, it's real. It feels like, your skin will get red, your eyes will teary. ah, that feels. Such an undescribeable feels. After that, i'm using a toner from my skin care too, and the last thing is using a mask.


I love to try different brand of mask, just make sure what is the best mask with a best price. hehe. And now i'm using etude house mask, it written that it's from fig (pomegranate) and the effect is purifying. You can read from it packaging. You can see the picture below if you wanna know the ingredients and how to use it. 

This mask feel really refreshing on my face, it giving a cool sensation. And i really love how it feels. Leave your mask around 15-20 minutes. and let it dry a little. I never let the mask dry, i love to leave it a little wet then i rid it from my face and squeeze the essence that left in the mask on my face, and massage the essence in circular motion. 

ps : you can see the ingredients here


How's the mask, sorry for the creepy picture bcs i have to wear my veil.



Result!


I do love this masker. Make my skin look really glowing and healthy. It feels really refreshing.!

What I Love About This Product :
- Have a really relaxing scent
- The effect is real
- really easy to apply
- easy to search (i bought it from guardian)

What I Hate About This Product :
- A little bit pricey, around 38000 rupiah (A little expensive than holika-holika which is 20000 rupiah)

Rating :
❤️❤️❤️❤️ (4/5)

At least, i do, i do love this product. And don't forget to take care of your skin everyday. And at least, using a mask once a week. Because believe me it works really well!

Thankyou!

Much Love,
Farisa

4 comments:

Kawah Putih

Rabu, Oktober 28, 2015 Farisa Pratiwi 0 Comments

Hei, long time no see. Well now, here I am so let’s start. I was being an un-social person since entering university. Because when I’m in bandung, everything seems so far. I live in bojongsoang, which is I wasn’t like live in bandung despite living in somewhere so far. From what I see, mostly my friends still have their time to explore every place in Bandung, and here I am stuck because of nothing. And I think that was because I don’t have any vehicles, and when I go to somewhere like go to mall, or a café , or tourist area. I thought that when I buy something or hang out buying anything, but the most expensive is the bill for riding a taxi or angkot than what I bought.

Yesterday I went to Kawah Putih with my boyfriend, with motorcycle. Although I have a trauma to riding a motorcycle, but this time because I really bored to stay in bojong soang in my free time, so I gather my courage to go with it.  It cost among 72000 rupiah for 2 people to get there, and we goin' up by a modified public trasnport (angkot). But there's a different cost for a domestic and international tourist. When I arrived up there, I was really poisoned (not because the sulfur) but because it beauty. It’s really majestic, and it was really have a mystics aura all over the place because the really-pure-white sand and a fog, oh and the dead forest. The dead forest, I don’t know why it called the dead forest or maybe because the woods of all the trees are black. And it was really fascinating.

White sand, black wood, green water. feels like heaven.


The dead forest and it mystic yet spooky aura.


A branch who dreaming to reach out the sky.


Fallen leafes.


And an angel who accompany me in this paradise. 


But there’s something annoy me, because I can’t really enjoy the view because there’s so many abang-abang yang nawarin jasa foto. Or the seller who sell a gem stone (batu akik). And when I see many people in there, they were throw trash everywhere. And I really mad seeing something like that. Indonesia is a really beautiful country, it’s a really magnificent country but why you can’t keep it beauty? When it loses their beauty you will talk sarcasm, you will blame everyone. But can’t you see yourself first? Nothing’s gonna change if you don’t change yourself first, a big change starts from yourself and you must know it before it’s too late. Don’t blame anyone but you, because it’s like what I said before, a little change can make a big impact. Let’s start a small change from yourself!


Oh, yeah I do have a new themes for my blog because I think I’m not really much interested by flat design anymore. It’s good huh? Or what do you think about my new themes? Please comment bellow and leave some love.


0 comments:

70 Tahun

Minggu, Agustus 16, 2015 Farisa Pratiwi 0 Comments

70 tahun bukan umur yang cukup tua, bukan juga umur yang cukup muda untuk negara ini. Bisa gue bilang, negara ini lagi masa "remaja". Seperti apa yang banyak orang bilang, negara ini mungkin sedang menjalani masa transisi dari remaja ke dewasa. Pembangunan dimana-mana dan ya, membuat keputusan keputusan yang lain. 

Hari ini pasti banyak banget yang ngepost di media social seberapa cinta & seberapa mereka ngebanggain Indonesia, di hari ini doang. mungkin. Nasionalisme yang kita punya sekarang bukan tentang perang, bukan tentang gimana ngusir penjajah. Gak susah, cuma jangan buang sampah sembarangan, cuma jangan ngelanggar rambu-rambu lalu lintas, cuma taat bayar pajak. Udah itu aja "cuma" nya kok. Tapi sekarang apa? Mengumbar di media social, ya i'm not blaming at all, but hell. Lo aja masih buang sampah sembarangan. Gimana negri ini mau maju sedangkan manusia-manusia, rakyat-rakyat ini mikirnya masih singkat? Maksudnya berpikir singkat yang gue maksud adalah, manusia-manusia ini mengeluh tentang banjir, manusia-manusia ini mengeluh tentang ekonomi. Tapi mereka ngga mikir itu adalah perbuatan mereka sendiri. Kalau mereka ngga buang sampah sembarangan, gimana mau banjir? Kalau mereka lebih milih beli produksi negri sendiri dan ngga milih brand-brand luar negri, pasti ekonomi Indonesia juga maju. 

Percaya kepada negri, pribadi sendiri. Indonesia harus membangun kepercayaan nya kepada "rakyat" nya. Banyak orang-orang yang hebat, orang-orang yang mampu, malah pergi keluar dari negara ini untuk mencari nafkah. Enggak, gue nggak nyalahin untuk orang yang mencari nafkah diluar. Tapi gue merasa sangat miris kenapa Indonesia tidak menghargai "Rakyat"nya. B. J. Habibie, presiden ke 3 kita, apa dia sebenarnya mau pergi dan meng"hebat"kan negara lain? Tidak, namun ia terpaksa karena Indonesia tidak menghargai karyanya, Indonesia tidak percaya akan kemampuan dirinya. Dan itu kenapa banyak keluhan di pelosok negara ini. Revolusi mental, itu yang Indonesia butuhkan. Berpikir positif.

Indonesia, satu kata berjuta makna. Satu negara berjuta suku bangsa, satu negara berjuta bahasa. Sayang, kepercayaan diri Indonesia dan manusia-manusia di dalamnya yang selalu pesimis. Manusia-manusia yang menyebutnya ini "Rakyat" kurang percaya dengan kemampuan diri mereka sendiri. Selalu mengidolakan negara lain, berkiblat ke negara lain dan akhirnya menyalahkan diri sendiri, menyalahkan negara sendiri "kenapa sih Indonesia gabisa gitu" "kenapa sih orang orang kita gabisa maju", ask yourself before you blaming like that.

"Do not ask what your country did to you, but ask your self what have you did for your country." - John F. Kennedy

Apa yang udah lo lakuin untuk negara lo ini sehingga lo bisa menghujat negara lo? Well, gue bukan orang yang bener-bener patriotisme tinggi. I do love reading about our history, i do love traveling to historical site. But if someone ask me "what have you done for your country?" i can't possibly answer "i fight for this country". What I have done is something small, something that didn't really well. But if you, if all people in this country do this something small, Indonesia will change. Jangan buang sampah semabarangan, hargai lingkungan dimana lo tinggal. Gimana bisa alam ini menghargai lo, sedangkan lo sendiri ngga menghargai alam? 

Menghargai alam,
Menghargai diri sendiri,
Berpikir positif,
Dan percaya akan kemampuan kita sendiri.

"Perjuangan ku lebih mudah karena mengusir penjajah, namun perjuangan mu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri." - Bung Karno

Salam Rakyat Indonesia!
Dirgahayu Republikku.
Jaya terus NKRI!

0 comments:

See Ya!

Jumat, Juli 24, 2015 Farisa Pratiwi 0 Comments

Mohon maaf lahir & bathin semua. Iya, termasuk kelalaian gue dalam menulis blog. tapi gue akan mengusahakan akan menulis blog sekitar- ya sebulan sekali lah minimal. Entah bisa atau enggak, tapi diusahakan sekali.

Pernah nggak sih kalian tuh ngerasa orang yang udah kalian tau dari lama, maksudnya kalian udah ngerasa kenal banget sama seseorang. Dan ternyata dia berubah. Times flies, feelings change, people change. Ya dan gue ngerasain itu. Kita nggabisa seenaknya ngomong lagi, padahal dulu mau ngomong apa aja juga ga perduli. Ngomong apa aja ngga jadi masalah, mau ngomong "bangsat lo" "kampret lo" saat itu ngga akan pernah jadi masalah. Tapi sekali lagi, waktu berubah. Dan saat kita ngga sama seseorang yang dulu kita kenal itu, kita ngga tau apa yang udah terjadi sama dia. Kita ngga tau sejauh mana dia berubah. Manurut gue, perubahan itu hal yang paling nggak terduga & cepet. Saat udah kejadian, baru lo tau "oh dia udah berubah". Tapi lo gapunya hak buat ngomong "ah lo udah ga asik" atau "udah gaasik ya". Karena, lo ngga tau apa yang udah diajalanin. Dan perubahan setiap orang itu berbeda. Entah dalam jangka waktu yang lama atau enggak.

Dan jujur aja, sekarang gue merasa lebih "memilih" omongan gue kepada temen-temen gue yang dulu pernah deket. karena, ya mereka udah berubah. Dan gue gabisa nganggep mereka kayak dulu lagi. sedih? pasti. Tapi, ini juga proses pendewasaan buat guenya juga. Mungkin proses gue sedikit lebih lama daripada temen-temen gue yang dulu. entahlah. Tapi ini ngebuat gue ngerasa, perlahan-lahan semua orang akan pergi. Temen, atau mungkin yang bisa lo bilang sahabat lo, yang pas dibangku sekolah lo  ngeliat dia sampe enek-bosen. Tapi sekarang lo kangen banget sama candaannya dia yang dulu-- iya yang dulu. Karena ngga semuanya bisa di ajak bercanda kayak dulu lagi. Lo bilang dadah-- ya pas lo pulang sekolah dan besok lo bakal ketemu lagi di sekolah. Tapi sekarang, lo bilang dadah dan lo gatau kapan bakal ketemu mereka-mereka yang dulu pernah bikin lo enek tiap hari karena ketemu mereka. Lucu ya, dulu enek banget, sekarang malah bikin kangen. Semakin lo tambah dewasa, semakin lo kehilangan orang, semua orang beranjak pergi. entah dalam kata "pergi" yang mengartikan udah ngga ada. atau apapun itu. Pada akhirnya, emang yang ada buat diri kita. ya diri kita sendiri.

Dan ya gue kurang suka sama kata-kata "see you on top", karena gue. masih pengen dengerin curhatan sahabat-sahabat gue. Gimana mereka ngehadapin dunia yg baru setiap harinya, ngehadapin tantangan, ketemu temen-temen baru. Tapi, setelah gue kemarin ketemu sama sahabat gue, Dea. Gue tau, sahabat itu bukan orang yang lo chat-ngobrol setiap hari sama dia, sahabat bukan orang yang setiap minggu lo harus ketemu. dan ngobrol sama dia. Tapi sahabat, orang yang gabakal bikin lo berenti ngomong sekalinya lo ketemu sama dia. begitu pun dia, ngga akan pernah kehabisan topik pembicaraan dan-- semua yang udah dilaluin tanpa dia, akan selesai dalam sehari untuk di ceritain sama dia.

Kalo kalian punya sahabat-- atau teman yang kalian ngga mau mereka ilang dari kalian. Biarin mereka bebas. Biarin mereka nyari pengalaman. Dan suatu saat, terbukalah. Kalau mereka datang dan menceritakan semua ceritanya, apa yg telah mereka alami sama lo. Karena, disitu lo akan bahagia, dan lo pasti berpikir kalo emang ternyata mereka masih mau menceritakan kisahnya. Kepada lo, yang masih dianggap sebagai sahabatnya.

---

0 comments:

Karena yang Tau Diri Kita, Ya Kita.

Minggu, Juni 14, 2015 Farisa Pratiwi 0 Comments

Semester 2 dikuliahan lebh biadab daripada apapun di dunia ini. Bayangin aja kalau IP lo itu kayak turun banget dari semester 1. Gue nggak ngerti harus gimana mendeskripsikan semester 2 ini. Dengan cercaan dan tubian setiap harinya yang di luncurkan oleh kalkulus 2, kimia dasar, fisika dasar 2, dan aljabar linear ngebuat otak gue dipaksa bekerja 24 jam dalam sehari. Bahkan terkadang saat gue tidur aja itu pelajaran sampe kebawa dalam mimpi. Baru semester 2 aja gue beneran udah ngerasa jenuh banget dikuliahan. Gue nggak ikut kegiatan apa-apa. Nggak ikut kegiatan apa-apa aja gue bener-bener ngerasa gue nggak punya ‘me time’ gue. Apa lagi gue ikut apa-apa. 

Tapi jujur, entah kenapa gue kayak nggak ada ketertarikan apa-apa lagi untuk ikut suatu organisasi. Apa mungkin karena gue terlalu capek pas gue SMK? Entah. Cuma gue yang bisa jawab, tapi gue gak tau jawabannya apa. Waktu gue kepake banyak banget buat mikirin tugas, kuis, bikin tubes (Tugas Besar), dan Ospek Jurusan. Iya ospek jurusan. Gue nggak mau nyeritain ini sekarang. Tapi pasti nanti gue ceritain segimananya ospek jurusan gue, dan karena osjur gue banyak banget bikin memori yang indah, kesel, capek, banyak deh. Dan akhirnya gue memutuskan untuk kembali ke ‘sense’ gue. Gue bukan orang yang suka diem. Gue suka organisasi dan menyibukkan diri gue. Well, kebetulan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) lagi buka KAMU (Kabinet Muda). Ikutlah gue, dengan setengah hati. Tapi berharap sih jadi sepenuh hati. Sebenernya gue lebih pengen ikut DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) karena gue udah tau cara kerjanya gimana dan gajauh beda sama MPK (Majelis Perwakilan Kelas). Tapi gue mikir, kalo gue selalu milih apa yang gue tau dan selalu di ‘Comfort Zone’-nya gue, kapan gue belajar hal baru? Well, gue coba beberapa kali serangkaian test dari BEM ini, dan akhirnya gue keterima. Gue pelajari cara mereka kerja. Dan it don’t suits me well. Banyak hal yang beneran harus diubah. Dan gue jadi pasif, karena cara kerja gue nggak gitu. 

Akhirnya, dan emang gue udah menyerahkan ke-loyal-an gue terhadap jurusan gue, Teknik Elektro. Baliklah gue mencari-cari kesibukan di Elektro. Dan akhirnya ada pendaftaran panitia BTF (Blue Techno Festival), ini adalah acara ajang pameran dan ajang lomba elektronika, ya kayak robot gitu se-Indonesia. Dan keterimalah gue di Sie Acara. Karena gue baru tahun pertama dan gue gatau apa-apa, dan karena gue adalah orang yang kritis banyak banget yang gue Tanya. Dan akhirnya gue ditaro di Sub-Divisi Acara yaitu TA,Tubes,LAB. Jadi kita harus nyari alat-alat yang udah dibikin sama anak-anak elektro buat di pamerin di BTF. Dan gue kebagian jadi koor di TA. OH-MY-GAWD. TA itu tugas akhir, jadi yang udah skripsi mereka kan bikin alat gitu. DAN GUE MASIH ANAK TAHUN PERTAMA. MANA GUE KENAL SENIOR 2009,2010? Gila. Tapi gue harus bisa. Ya gue mencoba meminta bantuan dari tambatan hati #eak gue. Fariz Irza, Bang Paleo. Jadi doi ini angkatan 2009, kenapa gue bisa pacaran sama dia? Yabisa aja. Kenapa enggak. HEHE. Jadilah karena gue sering nemenin dia di lab buat nyelesaiin alatnya dia. Ya gue kenal beberapa senior-senior yang sudah agak uzur.

Well, karena menurut gue tanggung jawabnya berat gue memutuskan buat serius di BTF dulu dan nggak mau ikut kepanitiaan lain. Setelah sebulan BTF udah rapat pleno 0, dibukalah pendaftaran untuk kepanitiaan Ospek Jurusan gue, karena gue mau focus di BTF dan emang kami, beberapa manusia yang memikirkan Elektro angkatan gue sudah mempunyai pemikiran sepert ini :
“Yaudah, kita focus aja di kepanitiaan masing-masing di elektro. Kalo ada yang masuk BTF yaudah di BTF aja, biar yang lain yang ikut Quote (Osjur gue namanya quote, Quality Time of Electro). Biar angkatan kita semuanya kerja, bukan EIIA, Elektro Inih Inih Ajah.”

Well done. Gue focus di BTF. Rapat-rapat-rapat. Nguras pikiran juga. Tapi sejauh ini gue enjoy. Tapi gue masih merasa kalo ‘sense’ gue belum sepenuhnya balik. Gue bingung. Gue banyak nanya sama orang-orang yang menurut gue bisa buat diajak curhat tentang ginian. Dan makin banyak gue cerita sama orang tentang kebingungan gue tentang kehilangan ‘sense’ gue ini, gue makin bingung. Dan kebanyakan orang bilang ‘Iya wi, lo kecapean pas SMK dan sekarang lo mau nyantai. Emang kbanyakan gitu kok’, atau ‘Coba aja wi, pasti bisa kok’ , dan banyak masukan-masukan yang malah menurut gue tuh gak masuk ke gue. Mereka terlalu lembut ngomongin gue, gue tau gue tipe orang yang dikerasin buat hal kayak gini, tapi gak bisa terlalu keras juga sih. Dan pada akhirnya gue libur, pas gue libur grup MPK rame banget ngomongin tentang LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan). Gue kira banyak alumni yang dating dikarenakan banyak yang berkicau, tapinya yang dateng Cuma gue, Ka Michellino Anglo yang Tampan, dan ka hikmawan. Lagi mau pulang, akhirnya gue coba memberanikan diri buat curhat tentang kegundahan hati gue. Dan akhirnya, ya ini jawaban yang gue mau. Ka Hikmawan dan Ka Michell yang mengeluarkan diri dari teknik dan malah masuk Ilmu Komunikasi, menurut mereka mungkin ini masalah biasa lah ya. Omongan Ka Hikmawan bener-bener buat gue mikir ‘Iya Juga Ya’. 

“Wi gini, yang tau tentang diri lo itu elo. Misalnya gini, lo mau ikut BEM. Kata orang BEM itu capek, BEM itu sibuk. Tapi taraf capek dan parameter sibuk setiap orang itu beda. Orang gabisa nyamain sawi kayak mereka atau mereka kayak sawi. Yang tau diri kita, ya kita. Sekarang coba belajar menganalisa masalah. Apa masalahnya, tulis di kertas, apa yang menurut padangan kamu baiknya, bagusnya, apa yang menurut kamu jeleknya. Habis itu kamu bandingin, apa lebih banyak bagusnya apa buruknya buat kamu? Itu udah menurut pandangan kamu. Dan berarti kamu udah bisa mengambil keputusan. Belajarlah menganalisa masalahnya.”

Well, iya. Gue nggak berpikiran sejauh itu. Gue belajar hal baru, gue dapet ilmu baru yang emang harus gue mulai terapkan. Makasih banget buat sharingnya ka Michell dan ka Hikmawan. Dan dengan penutupan dari ka Michell “Bener kata hikmawan wi. Wan, wan anda anak ilmu komunikasi ya? Soalnya saya juga dapet pak materi kayak gitu”. Ha-ha-ha. Dan gue berharap sense gue ini balik. Makasih buat semua yang udah mau dengerin curhat kampretnya gue. Makasih yang udah ngasih saran meskipun kadang sarannya masuk kuping kanan keluar kuping kiri gue. HEHE. Dan maaf atas kelalaian gue dalam menulis blog, karena anda bisa melihat kalimat pertama yang saya tulis dalam post ini. Ciao Bella.

0 comments:

Holy-Day

Selasa, Juni 02, 2015 Farisa Pratiwi 0 Comments

Soooooo Hello everybody. Welcome to my blog, *again. Well I have nothing to do in this very-long-holiday (I should be happy, should I?). But I have something that I must do. What is that? well, design. I don't know why am I really love designing but I was taking electrical engineering as my major. 

Banyak banget hal-hal yang udah kelewat yang gue sama sekali ngga sempet buat nulis di blog ini. Gue masih bingung sih mau ngejadiin blog ini tuh apa. Apa buat design atau buat curahan hati gue yang gaada abisnya. Gimanapun juga blog gue gabakal terkenal sih kayaknya. Konsumsi sendiri aja deh *akhirnyapun menyerah. 

Kali ini gue mau ngasih liat sedikit design-design sticker gue buat Penerimaan Mahasiswa Baru 2015, Khusus Teknik Elektro. 

1. Fisrt Design

Gue ngasih design yang bener-bener simple banget buat design sticker gue yang pertama ini. Sebenernya background hitam belakangnya itu harusnya transparat. Tapi karena diriku masih newbie, aku nggatau gimana ngesave png dari photoshop. Hihi jadi malu. Kenapa warnanya biru dan orange? Soalnya elektro itu biru. Dan lambang petir dari elektro itu sendiri warnanya orange. Jadi biar gak terlalu kuno gue mencoba buat bikin Typhography yang sangat simple itu dengan balutan segitiga-segita yang edgy gitu. Kalo ada yang kurang kalian bisa ngasih masukan. Gue makasih banget kalo ada yang mau ngasih masukan buat design-design newbie gue.

2. Second Design
Gue tau banget kalo pas lo ngeliat ini bakal bilang "sumpah ini hampa banget". Iya gue juga ngerasa kalo ini hampa banget, tapi entah kenapa kalo dikasih tulisan di tamengnya jadi kayak maksa banget gitu. Masih muter otak buat nambahin apa. Kalo ada yang punya ide tolong kasih tau ya. Bener-bener stuck. Tapi insyaallah bakal selesailah.

Well, kalo ada apa apa kalian bisa kontak gue ke :
Email : farisapratiwi@gmail.com
Line ID : Farisawii

Makasih banget buat yang udah baca postingan nggajelas ini. Karena gue kangen aja sama blog gue. Oiya kalo ada yang mau minta tutorial, mau minta ajarin akusih mau mau aja. Kontak aja.

Oiya ini lambang elektronya. Ya, kalo ada yang mau bantu mikit itu logo mau diapain. 

Terimakasih~

0 comments: