Secret

Selasa, Juli 22, 2014 Farisa Pratiwi 0 Comments

Selamat Malam Penduduk Indonesia! Selamat menyambut perubahan baru yang dimulai dari diri sendiri.

Sembari ngedengerin pengumuman hasil pemilu, hape gue bergetar-getar. Ternyata Line dari sebuah grup biadab. Grup itu gue yang bikin, waktu itu niatnya buat ngumpulin anak-anak biar bisa ketemuan sama Ayas. Pertama-tama grup ini benar. Namun lama kelamaan grup ini terlalu hina untuk diceritakan. Topik kita ngga jauh jauh dari “something” itu. Dan nggak ada rasa canggung sama sekali mau ngomong apaan kek. Gue ngakak, tapi ke-ngakak-an ini nggak bisa dikeluarkan begitu saja karena rumah gue lagi khidmat abis. Jadi gue cuman bisa bergetar hebat, hebat sekali.

Grup biadab ini beneran berisik. Dan yang nggak pernah absen buat ngeberisikin grup itu Ayas & Adella. Mereka jomblo, makanya selalu on. Sekalinya lo ninggal grup biadab ini, tiba-tiba lo liat notif udah 100 lebih aja. Gue juga tau betapa annoyingnya kita, apa lagi buat orang-orang yang jarang on kayak Gita dan Amanda. Tapi ternyata diam-diam mereka membaca percakapan biadab itu.

Tapi nggak semuanya isi chat kita gituan, eh. 3:4 sih. 1:4 nya waktu itu adella minta saran, gue juga sempet minta saran. Pertama-tamanya sih bener. Tapi paling akhir-akhirnya juga ngomongin “something” itu yang kalo gue ceritain disini kalian bakal nganggep kita jayus, idiot, aneh atau apalah.
Isi grup ini bener-bener ajaib, ajaib sekali.

Oiya, ini sedikit percakapan versi serius kita yang di kutip oleh adella. Klik disini.

Well gue baru aja di tegor sama nyokab “KAMU TUH NANGIS APA KETAWA SIH?” aku nangis sambil ketawa mah.. meratapi hidup, kenapa teman-teman ku sebiadab ini. Kalian penasaran apa yang kita omongin? Kalo kata Adella. Ini tuh nggak lucu, Cuma lutju.

Due to adella's posting, Ya gue pasti punya waktu buat nyeritain ke-idiot-an dan ke-guoblokkan kita ke anak kita, dipilih-pilih sih pastinya kalo mau cerita juga. HAHA.

Oia btw gue abis gambar Archie nih untuk tribute konser 3 tahun lalu di Indonesia.


Ciao, ini post paling nggak penting sumpah.

Dan yang bisa gue sadari dari sekian ribu convo kita ber 9, ada hal yang gue bisa mengerti. Bahwa,

Kami Sudah Dewasa.


0 comments:

Where Your Voice Will Flow?

Rabu, Juli 02, 2014 Farisa Pratiwi 2 Comments

Kali ini gue mau ngasih tau kalian dan pasti udah pada tau juga sih. Cuma mau mengingatkan bahwa ini Negara demokrasi. Yang berarti setiap rakyat di Negara ini bisa menyuarakan suaranya dengan bebas tanpa ada yang membatasi dan mengekang. Well, ini kali pertama gue bener-bener mau ngomongin politik di blog gue. Sebelumnya, gue juga mau ngasih tau sih kalo misalnya gue bener-bener tertarik dengan politik dari umur gue sekitar 9 tahun, ya masih duduk di bangku kelas 3 SD. Gue suka politik berawal dari pelajaran sejarah. Pelajaran Ips sih sebenernya. Ya ada Sejarahnya, dan gue jatuh cinta dengan kedua bapak Proklamator kita. Terutama kepada Ir. Soekarno.

Gue bukan mau ngomongin tentang Soekarno, tapi gue mau ngomongin tentang krisis “Politik” di Negara ini. Nggak salah semua orang ber-asumsi, tapi ada asumsi-asumsi yang hanya berdasarkan kepada omgongan satu dua orang dan mungkin dengan politik “uang”. Gue juga ngga menyalahkan untuk siapa-siapa yang salah ber-asumsi. Karena menurut gue yang salah adalah pada “system” sejarah kita sendiri. Kenapa gue ngomong gitu? Ya karena orang-orang Indonesia kebanyakan yang melupakan sejarahnya. Dan sangat disayangkan juga tentang Sejarah Bangsa kita, karena menurut gue yang mengetahui benar sejarah Indonesia itu adalah orang belanda. Kenapa? Karena kita masih mengabaikan banyak hal yang menurut gue sebenernya penting. Contoh singkatnya adalah “Naskah Proklamasi”. Iya naskah proklamasi asli tulisan tangan Bung Karno yang belum di ketik Oleh Sayuti Melik. Dimana naskah proklamasi itu berada? Seorang Office Boy menemukan kertas asli proklamasi itu tergeletak saja di kantor halaman Bank Indonesia. Bahkan dalam keadaan yang terlipat-lipat dan akhirnya Office Boy itu menyerahkan kembali naskah proklamasi itu. Namun sekarang naskah proklamasi itu terbaring di dalam kotak kecil dalam keadaan terlipat dan tersimpan di Istana Kepresidenan. Kalau tidak percaya silahkan buktikan sendiri.

Jadi gue sangat merasa prihatin dengan bangsa ini yang perlahan mulai melupakan sejarahnya. Gue anak muda, gue nggak kuper-kuper banget. Tapi pas gue ngeliat ada banyak temen gue di ‘dunia burung’ yang nge tweet “Ya itukan masa lalu. Ngga penting”. Masa lalu emang udah berlalu, tapi itu penting. Dikutip dari perkataan bung karno dalam pidato 17 Agustus tahun 1966:

“Janganlah melihat masa depan dengan Mata Buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi benggalannya dan pada masa yang akan datang.”

Well said. Tapi bukan hanya satu alasan itu kenapa gue mau memilih si “salam dua jari” ini. Masih banyak alasan-alasan lain. Gue bukan mau ngedoktrin kalian semua tentang apa yang gue omongin. Cuman gue mau menuangkan pikiran gue untuk  temen-temen seumuran gue yang bisa dibilang bingung. Ya awalnya gue juga bingung. Nyari di google, nonton berita di TV juga ngga cukup untuk “meneguhkan” memilih siapa. Tapi, dari sisi gue. Gue mempertimbangkan hal-hal ini:

  1.      Hak Asasi Manusia. Bukti surat pemecatan DKP juga belum bisa menneguhkan hati gue. Surat pemecatan bapak sebelah. Gue belum percaya karena sejarah kita itu banyak yang di belokkan. Yang menjadi pertimbangan gue adalah pada saat debat Capres-Cawapres yang diadakan KPU. Saat pak JK bertanya kepada bapak sebelah tentang HAM dan bagaimana bapak capres sebelah mau melindungi HAM seluruh rakyat Indonesia. Jujur saja menurut gue bapak capres sebelah terlihat emosional membahas masalah HAM. Satu kalimat yang masih terngiang di kepala gue “Jadi bapak berfikir karena saya adalah pelanggar HAM, itu berarti saya tidak bisa melindungi HAM rakyat Indonesia?”. Merasa ada yang janggal? “karena saya adalah pelanggar HAM”.
  2.     Saat berpidato pak Capres sebelah lebih banyak menekankan kata “saya” dari pada “kita” atau “kami”. Bilang ini sepele? Tidak, bagi orang yang cukup aktif di organisasi dan majelis, kata-kata yang menurut anda sepele ini sangat berarti besar. Mencerminkan sikap dan cara kepemimpinan orang tsb. Kalau belum cukup jelas, lihat gambar dibawah.
  3.       Orasi prabowo : “Saya akan melindungi kalian semua. Percayalah kepada saya.” Orasi Jokowi : “kita bisa melakukan ini bersama. Percayalah pada diri kalian sendiri.”.Sekarang, The only perception is : Kalian lebih milih di pimpin oleh satu komando, atau di bimbing untuk memimpin diri sendiri untuk satu tujuan yang sama?
  4.       Lalu pada saat debat cawapres-wapres yang pertama juga saat topiknya masih tentang “HAM”. Bung Hatta “KW” menjawab “HAM adalah untuk semua orang tanpa terkecuali.” Kecuali anak bapak? Pak, anak bapak yang nabrak orang sampe meninggal di tol itu apa kabar pak?
  5.    Saat debat pertama ditanyakan untuk pengembangan daerah bapak sebelah menjawab bahwa Indonesia tidak usah ada pengembangan wilayah lagi karena potensi rakyat belum memadai. Tapi saat ditanya tentang “kenapa menteri dan pejabat negara masih banyak yang korupsi?” dengan santai nya bapak sebelah ngomong “Karena menteri belum sejahtera” well said. Menteri harus di sejahterakan tapi dana untuk pengembangan daerah ngga dikasih? Oke deh pak.
  6.     Dan satu alasan lagi dan mungkin ini penjabaran terakhir gue. Karena sebenernya masih banyak. Orang-orang yang berada di belakang bapak sebelah. Dia menjanjikan kepada bapak ARB bahwa nanti kalo dia jadi presiden, beliau ini akan mengangkat pak ARB menjadi ketua menteri. Yang ditakutkan pada saat pak ARB ini menjadi ketua menteri, anggaran APBN akan di delegasikan untuk Lumpur Lapindo. Lumpur Lapindo ‘takutnya’ akan dijadikan bencana nasional dan dia akan dengan enaknya memakai APBN untuk mengganti ganti rugi untuk korban Lumpur Lapindo yang sebenarnya “pure” kesalahan ARB. Dan btw masih inget pernikahan Nia Rahmadani dengan anaknya ARB yang menyentuh angka milyaran bahkan hamper triliunan. Tapi saying saat di telusuri, ARB sudah menunggak pajak 2 Tahun. Masih nunggak nggak ya? Kalo masih nunggak.. Nunggaknya udah berapa tahun itu pak?

Well segitu penjabaran gue. Buat nambah-nambahin info, ini ada link:


http://t.co/k9tjzHYtNR

Dan tadi ada debat di Mata Najwa yang bikin gue sangat jengkel dengan statement dari kubu capres dan cawapres sebelah yang mendelegasikan bahwa mereka adalah titisan Soekarno dan Bung Hatta. Guondok denger nya bapak. Soekarno, ia adalah manoesia yang tak pernah sekalipun membunuh nyamuk yang menggerogoti tubuhnya. Soekarno, ia adalah manoesia yang menangis bersama rakyatnya. Soekarno, ia adalah manoesia yang memperjuangkan kaum-kaum marhaen dan HAM. Bung Karno dan Bung Hatta adalah dua sosok yang saya kagumi dan kalau boleh jujur saya ingin hidup dalam zaman mereka. Dimana semua orang mempunyai satu tujuan yang sama “Indonesia Merdeka”. Tak terbesit tentang korupsi, perbedaan ras, agama, social. Karena yang dimau hanya satu “Indonesia Merdeka”. Dan satu. Bung Karno dan Bung Hatta selalu mengucapkan kata “kita” bukan “saya.

Sekian dari saya, ini hanya opini saya yang berdasarkan sumber-sumber yang telah saya cermati. Saya harap kalian mengerti bahwa saya hanya ingin berbagi tentang pemikiran saya. Saya tidak memaksakan anda harus satu suara dengan saya, karena kembali ke sumber dari segala hukum. Pancasila. Dan kembali kepada tulisan di seutas kain yang dibawa oleh Garuda Emas kita. “Bhinneka Tunggal Ika”.

Semoga anda yang berbeda pendapat dengan saya juga bisa menghargai Saya.

2 comments: